Jumat, 17 September 2010

I'm BACK... !!!!! :D

Wuiiih, lama banget neh aku gak nulis-nulis lagi di blog... Mpe lupa kalo punya tempat buat sharing anything... Ehehehhe... Yah pokoknya mulai sekarang diusahain n disempet-sempetin deeh...

Senin, 01 Juni 2009

Apa Siiiiih Neoliberalisme Itu…???

Saat ini ramai diberitakan bahwa Capres “X” atau Cawapres “Y” adalah Neoliberalis atau Antek Asing sementara pihak yang tertuduh atau simpatisannya membelanya. Istilah “Neoliberalis” jadi populer sekarang.

Tapi masih banyak orang yang tidak tahu “Apa sih Neoliberalis itu?” Oleh karena itu disini akan dijelaskannya sesederhana mungkin sehingga orang awam bisa memahaminya.

Neoliberalisme adalah paham Ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan BUMN, Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS dan sekutunya/MNC.

Sistem Ekonomi Neoliberalisme menghilangkan peran negara sama sekali kecuali sebagai “regulator” atau pemberi “stimulus” (baca: uang negara) untuk menolong perusahaan swasta yang bangkrut. Sebagai contoh, pemerintah AS harus mengeluarkan “stimulus” sebesar US$ 800 milyar (Rp 9.600 trilyun) sementara Indonesia pada krisis monter 1998 mengeluarkan dana KLBI sebesar Rp 144 trilyun dan BLBI senilai Rp 600 trilyun. Melebihi APBN saat itu. Sistem ini berlawanan 100% dengan Sistem Komunis di mana negara justru menguasai nyaris 100% usaha yang ada.

Di tengah-tengahnya ada Ekonomi Kerakyatan seperti tercantum di UUD 45 pasal 33 yang menyatakan bahwa kebutuhan rakyat seperti Sembako, Energi, dan Air harus dikuasai negara. Begitu pula kekayaan alam dikuasai negara untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Untuk itu dibuat berbagai BUMN seperti Pertamina, PAM, PLN, dan sebagainya sehingga rakyat bisa menikmatinya dengan harga yang terjangkau.

Selain itu ada juga Sistem Ekonomi Islam yang hampir mirip dengan Ekonomi Rakyat di mana padang (tanah luas), api (energi), dan air adalah “milik bersama.” Nabi Muhammad juga memerintahkan sahabat untuk membeli sumur air milik Yahudi sehingga air yang sebelumnya jadi komoditas untuk mendapat keuntungan dibagikan gratis guna memenuhi kebutuhan rakyat.

Neoliberalisme disebut juga dengan Globalisasi (Globalization). Neoliberalis adalah orang yang menganut paham Neoliberalisme.

Lembaga Utama yang menjalankan Neoliberalisme adalah IMF, World Bank, dan WTO. Di bawahnya ada lembaga lain seperti ADB. Dengan belenggu hutang (misalnya hutang Indonesia yang meningkat dari Rp 1.200 trilyun 20 tahun 2004 dan bengkak jadi Rp 1.600 trilyun di 2009) lembaga tersebut memaksakan program Neoliberalisme ke seluruh dunia. Pemerintah AS (USAID) bertindak sebagai Project Manager yang kerap campur tangan terhadap pembuatan UU di berbagai negara untuk memungkinkan neoliberalisme berjalan (misalnya di negeri kita UU Migas). Ada beberapa agenda utama neoliberalisme, antara lain privatisasi/penjualan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), penghapusan layanan publik, dan pembangunan bertumpu dengan investor asing dan hutang luar negeri. Dari sini kita bisa melihat bahwa agenda-agenda yang telah disebutkan telah dilakukan oleh pemerintah kita. Akankah kita tinggal diam dan membiarkan neoliberalisme menyebar luas di negeri ini?

Adanya Kader “Terlarang” pada Deklarasi Megawati-Prabowo

Deklarasi pasangan Capres-Cawapres 2009 Megawati-Prabowo yang diselenggarakan pada hari Minggu, 24 Mei 2009 di kawasan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi Jawa Barat berlangsung amat meriah. Deklarasi tersebut dihadiri oleh ribuan anggota masyarakat, kader dan simpatisan PDIP dan Partai Gerindra, serta sembilan partai pendukung di antaranya, Partai Karya Perjuangan, Partai Kedaulatan, Partai Buruh, Partai Merdeka, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah (PPNU), Partai Syarikat Indonesia (PSI), Partai Indonesia Sejahtera (PIS), dan Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaen.

Acara deklarasi ini pada awalnya ditargetkan akan dihadiri oleh 10 ribu orang, akan tetapi sebelum acara dimulai sudah dihadiri oleh lebih dari 20 ribu orang kader, simpatisan dan masyarakat. Dalam acara ini melibatkan ratusan pedagang makanan tradisional dan kaki lima yang selama ini terabaikan. Mereka bebas untuk berjualan di tenda hiburan rakyat.

Banyaknya jumlah partisipan yang hadir dalam deklarasi tersebut tak pelak menimbulkan banyak pertanyaan. Ada beberapa tudingan miring mengenai hal tersebut. Salah satunya datang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menyesalkan adanya sejumlah kader yang ikut dalam acara deklarasi pasangan Megawati-Prabowo. Untuk itu, akan dilakukan penelusuran segera pada kader-kader tersebut. DPP PPP pusat sudah mengeluarkan instruksi tegas tentang dukungan kepada pasangan SBY-Boediono. Jika ada kader yang melanggar hal tersebut, akan dikenakan sanksi. Terkait pemberian sanksi akan diberikan sesuai dengan tingkatan pengurus yang bersalah. Hukuman akan berbeda bagi pengurus partai dan simpatisan.

Selasa, 19 Mei 2009

Perpecahan di Tubuh GOLKAR

Udah jam makan siang niih… Buat temen-temen yang udah kelaperan silakan makan. Yang masih betah ngadepin komputer sebaiknya jangan lupa baca dulu berita yang aku post ini.. Hehehe.. Ada yang bikin aku tertarik wakty baca berita tentang perpecahan di Partai Golkar.. Waah apalagi niih..? Yang aku tau sih Golkar merupakan salah satu partai besar dan udah cukup “senior”. Tapi kenapa bisa ada indikasi perpecahan di Golkar?

Isu perpecahan ini diawali dengan 25 DPD I Golkar yang menyurati Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla agar Golkar kembali berkoalisi dengan Partai Demokrat. Hal ini dinilai indisipliner karena bertentangan dengan keputusan Rapimnasus Partai Golkar. Para petinggi Golkar mencurigai ada pihak-pihak tertentu yang mendorong 25 DPD I itu untuk menyerahkan surat tersebut pada Jusuf Kalla.

Tapi pihak-pihak yang dicurigai itu belum ketahuan sampai sekarang. Atau mungkin memang ada permasalahan di dalam golkar, tapi mereka enggan mengakui di masyarakat..? Apakah loyalitas pendukung Golkar udah mulai luntur karena Jusuf Kalla tidak mengindahkan aspirasi mereka..?? Who knows…

Polisi Cabul…

Syereeeeem plus sebeeeel…. Itu yang aku rasain waktu baca berita soal 5 oknum polisi yang menelanjangi seorang gadis yang kedapatan sedang berkencan di dalam mobil dengan pasangannya di Pantai Akkarena, Tanjung Bunga Makassar. 5 Polisi tersebut memaksa sang gadis, sebut saja Mawar, membuka pakaian bawahnya. Yang bikin aku shock adalah polisi-polisi itu mengambil gambar alat vital Mawar dengan menggunakan HP. Mereka beralasan hal ini dilakukan untuk membuktikan apakah Mawar telah berbuat asusila atau belum dengan kekasihnya. Video rekaman mahasiswi bugil ini sekarang beredar luas di Makassar…!! Ya Tuhan, gimana perasaaan Mawar dan keluarganya..??

Kalo menurut aku sih 5 polisi itu harus dihukum seberat-beratnya. Mereka yang seharusnya melindungi kita eeeh malah melakukan tindakan yang gag senonoh.. Sungguh amat sangat mencoreng nama Korps Kepolisian Indonesia. Kalo bicara mengenai sanksi tuuh harus yang membawa efek jera kepada para polisi lainnya agar kejadian seperti itu jangan terulang kembali…

Senin, 18 Mei 2009

Profil Prabowo Subianto

Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Pria yang lahir di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 ini merupakan perwira brilian dengan karir yang naik secepat kilat. Beliau lulus dari akademi militer tahun 1974. Namanya tidak bisa dilepaskan dari Korps Baret Merah, Kopassus. Satuan paling elit milik TNI AD.

Prabowo meniti karirnya di Kopassus. Mulai dari komandan peleton hingga akhirnya menjadi Komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Sebagai perwira Kopassus, sudah tentu Prabowo sering keluar masuk hutan untuk bertempur. Pengalaman tempurnya tidak perlu ditanya. Mulai dari Timor-Timur hingga pedalaman Irian pernah dijalaninya. Di mata anak buahnya Prabowo dikenal tegas dan berambisi. Tak jarang ia mengeluarkan dana dari kocek pribadi untuk biaya latihan anak buahnya. Prabowo juga dikenal dekat dengan anak buahnya. Tidak heran, banyak perwira maupun prajurit yang loyal padanya.

Prabowo mengembangkan Kopassus dari tiga grup menjadi lima grup. Termasuk mengembangkan satuan antiteror Kopassus yang disebut-sebut merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Prabowo merupakan lulusan sekolah antiteror GSG di Jerman Barat. Selain itu ia mengecap pula pendidikan pasukan elit di Fort Braggs, AS.  Menantu mantan Presiden Soeharto ini menjadi Letnan Jenderal termuda dalam usia 46 tahun. Jabatan bergengsi Panglima Kostrad telah disandangnya. Tinggal selangkah menjadi KSAD dan akhirnya mencapai posisi puncak militer, Panglima TNI.

Pengabdian memang tak mengenal ruang dan waktu. Yang penting, bagi Prabowo, pengabdian harus dilandasi oleh komitmen dan kesungguhan untuk menjadi yang terbaik. Tentang ini, perjalanan hidup Prabowo – yang hampir separonya diabdikan sebagai prajurit TNI AD – memberi kesaksian penting ihwal bagaimana pengabdian dilakukan. Juga, bagaimana menyikapi risiko dari sebuah keputusan. Jika dicermati, perjalanan hidup Prabowo memang penuh mozaik dan sarat dengan cerita mengharu biru. Suatu perjalanan yang membuatnya lekat dengan pujian, sekaligus cercaan.

Sejarah mencatat, pengabdian 24 tahun Prabowo dalam dinas militer tidak sekadar mengantarkannya menjadi jenderal berbintang tiga. Namun, sekaligus meneguhkan reputasi pribadinya, hingga tercatat sebagai salah seorang tokoh yang berperan dan menjadi saksi penting dalam sejarah republik. Sebagai perwira TNI AD, reputasi alumnus Akabri Magelang (1974) ini memang membanggakan. Karier militernya – yang banyak diisi dengan penugasan di satuan tempur – terhitung lempang. Pada masanya, Prabowo bahkan sempat dikenal sebagai the brightest star, bintang paling bersinar di jajaran militer Indonesia. Dialah jenderal termuda yang meraih tiga bintang pada usia 46 tahun. Ia juga dikenal cerdas dan berpengaruh, seiring dengan penempatannya sebagai penyandang tongkat komando di pos-pos strategis TNI AD.

Nama Prabowo mulai diperhitungkan, terutama sejak ia menjabat Komandan Jenderal Kopassus (1996) dan aktif memelopori pemekaran satuan baret merah itu. Dua tahun kemudian, ayah satu anak ini dipromosikan menjadi Panglima Kostrad. Posisi strategis yang, sayangnya, tidak lebih dari dua bulan ia tempati. Karier gemilang Prabowo memang kemudian meredup seketika. Sehari setelah Presiden Soeharto, mundur dari kekuasaan, 21 Mei 1998, Prabowo – yang ketika itu menantu Soeharto – ikut digusur. Ia dimutasikan menjadi Komandan Sesko ABRI, sebelum akhirnya pensiun dini. Berbarengan dengan itu, bintang di pentas militer itu lantas diberondong dengan aneka tudingan.

Mulai dari tudingan bahwa dialah dalang (mastermind) dari serangkaian aksi penculikan para aktivis, penembakan mahasiswa Trisakti, penyulut kerusuhan Mei 1998, hingga menerabas ke isu seputar klik dan intrik di kalangan elite ABRI. Mulai dari tudingan adanya “pertemuan konspirasi” di Markas Kostrad pada 14 Mei 1998, tuduhan hendak melakukan kudeta yang dikaitkan dengan isu “pengepungan” kediaman Presiden B.J. Habibie oleh pasukan Kostrad dan Kopassus, sampai ke pembeberan sifat-sifat pribadinya. Lebih mengenaskan lagi, hampir semua kekacauan di tanah air sebelum dan sesudah Mei 1998 nyaris selalu dipertautkan dengan Prabowo. Tetapi itu semua tidak membuat Prabowo lantas patah semangat.

Setelah hiruk-pikuk 1998 berlalu, yang berujung dengan berakhirnya masa dinas militernya, Prabowo kemudian terbang ke Inggris, sebelum bermukim di Yordania. Dari sinilah, ia mulai merintis karier sebagai pengusaha. Sebagai putra dari keluarga begawan ekonomi Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Prabowo sebenarnya tak terlalu asing dengan dunia usaha. Apalagi, selain ayahnya, anggota keluarga yang lain umumnya juga menekuni dunia

Pensiun dari dinas militer, Prabowo beralih menjadi pengusaha. Ia mengabdi pada dua dunia. Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat, menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar. Kemudian dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009 menggantikan Siswono Yudo Husodo dengan memperoleh 309 suara, mengalahkan Sekjen HKTI Agusdin Pulungan, yang hanya meraih 15 suara dan satu abstein dari total 325 suara.

Putera begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo ini telah kembali ke ladang pengabdian negerinya. Tak berlebihan untuk mengatakannya demikian. Maklum, kendati sudah hampir tiga tahun pulang ke tanah air – setelah sempat menetap di Amman, Yordania – Prabowo praktis tak pernah muncul di depan publik. Apalagi, ikut nimbrung dalam hiruk-pikuk perpolitikan yang sarat dengan adu-kepentingan segelintir elite.

Tak berbeda dengan di militer, karier Prabowo di dunia usaha pun melesat cepat. Selain karena kesungguhan dan kerja keras, ia juga tergolong cepat belajar. Kini, lima tahun setelah pensiun, ia telah memimpin armada bisnis di bawah payung Nusantara Group. Wilayah usahanya terentang dari Kalimantan Timur hingga Kazakhstan. Dari kelapa sawit, perikanan, pertanian, bubur kertas (pulp) hingga minyak dan pertambangan. ”Militer dan bisnis sama saja. Sama-sama lahan untuk mengabdi, dan sama-sama banyak tantangan yang mesti dihadapi,” tutur Prabowo, yang gigih menawarkan konsep ekonomi kerakyatan dalam visi-misinya sebagai capres Partai GERINDRA.

Mantan menantu Soeharto ini lebih memilih menekuni kesibukan baru sebagai pengusaha. ”Kalau bukan karena dorongan teman-teman dan panggilan nurani untuk ikut memulihkan negara dari kondisi keterpurukan, ingin rasanya saya tetap mengabdi di jalur bisnis. Saya ingin jadi petani,” ucap Prabowo. Diakui, keikutsertaannya dalam konvensi Partai Golkar bukan dilatarbelakangi oleh hasrat, apalagi ambisi untuk berkuasa. Seperti sering diucapkan, bahkan sejak masih aktif dalam dinas militer, dirinya telah bersumpah hendak mengisi hidupnya untuk mengabdi kepada bangsa dan rakyat Indonesia.

Prabowo sangat paham, menjadi capres – apalagi kemudian terpilih sebagai presiden – bukan pilihan enak. Karena, siapa pun nanti yang dipilih rakyat untuk memimpin republik niscaya bakal menghadapi tugas yang maha berat. ”Karenanya, Pemilu 2004 merupakan momentum yang sangat strategis untuk memilih pemimpin bangsa yang tidak saja bertaqwa, tapi juga bermoral, punya leadership kuat dan visi yang jelas untuk memperbaiki bangsa,” tambahnya.

Bagi sebagian orang, rasanya aneh menyaksikan sosok Prabowo Subianto tanpa seragam militer. Tampil rapi dengan setelan PDH warna kelabu, lelaki 52 tahun itu memang terlihat lebih rileks jika dibandingkan semasa masih dinas aktif dulu. Senyumnya mengembang dan tak sungkan berbaur dengan masyarakat – utamanya kader-kader Partai Golkar – yang antusias menyambut kedatangannya di beberapa kota. Dalam setiap orasi selama mengikuti tahapan konvensi calon presiden Partai Golkar, Prabowo bahkan amat fasih bertutur tentang kesulitan yang mengimpit para petani dan nelayan, serta beraneka problem riil di masyarakat yang kian mengenaskan. ”Situasi ini harus cepat diakhiri. Kita harus bangkit dari kondisi keterpurukan dan membangun kembali Indonesia yang sejahtera,” ujarnya di atas podium.

Prabowo kembali ke kancah politik nasional dengan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Namun hanya 4,5 persen suara yang diraup partai berlambang Kepala Garuda ini dalam pemilu 2009. Ia masih harus memastikan tiketnya untuk bisa maju dalam pilpres 2009 dengan menggandeng PDIP. Bersama dengan Megawati Soekarnoputri atau disingkat Mega Pro ini juga telah menelurkan jargon 'Mega pro rakyat kecil'.  Jargon ini seolah ingin menyindir pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang dianggap pro terhadap sistem ekonomi barat atau lebih dikenal dengan sebutan neoliberal. Pasangan  yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra ini juga akan mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres dan cawapres di perkampungan kumuh, sebagai antitesa dari deklarasi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono atau disingkat SBY Berbudi, yang digambarkan mewah dan 'keamerika-amerikaan'. “Prabowo seorang negarawan yang sudah capek melihat bangsa dan rakyatnya miskin dan menderita, ia ingin mensejahterakan rakyatnya dan membuat Indonesia mandiri dan makmur.”

Koalisi Yang Hanya Setengah Hati

Hari Senin… Mungkin banyak diantara temen-temen yang setuju dengan ungkapan “I hate Monday…” Hehehe…  aku sendiri sebenernya setuju juga, soalnya gak tau kenapa kalo hari senin tuuh bawaannya males banget. Mungkin gara-gara abis libur dua hari kali yaa, masih kepengen nyantai…. bApalagi ditambah kalo hari senin pasti deeh lalu lintas jauuuh lebih padat dibandingkan hari-hari biasa, alias macet total… Waaah, ini dia yang bikin tambah males…

Dua hari gak posting di blog ternyata bikin kangen juga.. Nyampe kantor aku langsung buka berita-berita terhangat, biar punya bahan buat ngerumpi.. Hehehehe… Ada satu topik yang menarik buat aku, yaitu tentang koalisi Partai Demokrat yang semuanya adalah partai berbasis islam. Partai-partai pendukung koalisi yang dibangun SBY itu ramai-ramai menolak Boediono. Alasannya, Boediono dianggap tak merepresentasikan umat Islam.

Pertanyaannya adalah kenapa Pak SBY gak memilih calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam bursa pemilihan Presiden dari salah satu partai koalisinya? Ada apakah gerangan maksud dari Pak SBY ini..? Wasekjen DPP PPP T Taufiqulhadi berkata "Kami dari partai-partai Islam atau berbasis Islam (PPP, PKS, dan PAN) terus mengadakan komunikasi untuk mempertegas sikap kami bahwa kami tidak bersedia dalam satu perahu dengan Pak Boediono yang bukan representasi Islam," Mereka meminta SBY mempertimbangkan cawapres dari kalangan umat Islam atau yang dipandang dapat mewakili umat Islam.

Tetapi SBY udah menetapkan pilihan. Boediono udah dipastikan menjadi cawapresnya. Hal inipun mengundang banyak spekulasi kalo SBY tidak menghiraukan keinginan koalisinya, dan hanya mementingkan keinginannya sendiri. SBY tidak berdialog terlebih dulu dengan anggota koalisinya dalam penentuan cawapres. Ini bisa mengakibatkan dukungan yang hanya “setengah hati” dari koalisinya. Waaaah.. kalo hal ini terjadi, bisa saja jumlah suara yang mendukung pasangan SBY Berbudi akan berkurang. Apalagi kalo misalnya SBY menang dalam Pemilihan nanti, pasti binguung doong nentuin “Porsi Jatah” buat kabinetnya kelak. Soalnya koalisi yang cuma tinggal “setengah hati” ini dikhawatirkan tidak akan solid dan tidak bekerja secara maksimal. Kalo udah begini, lagi-lagi rakyatlah yang jadi korban. Rakyat sudah capek dengan manuver-manuver politikus dan tokoh negeri ini, yang menjadikan suasana bangsa jadi resah melulu tiap hari.

Jumat, 15 Mei 2009

Deklarasi SBY-Boediono Sebentar Lagi...

Mau pulang niiih, tapi sambil nunggu biar jalanan agak lancar posting berita terhangat dulu kali.... Ini dia berita paling baru yang aku dapet dari www.detik.com, kalo SBY tiba di Gedung Sabuga setelah menempuh perjalanan darat. Cawapresnya, Boediono juga udah lebih dulu tiba di gedung itu 45 menit lebih awal. SBY tiba di Sabuga Bandung tadi jam 16.10 WIB. Waktu memasuki gedung niih, SBY disambut oleh salawat badar dari Majelis Taklim Masjid Raya, Bandung. Capres PD ini langsung menuju ke ruangan VVIP yang di dalamnya udah ada Boediono. SBY gak berkomentar apa pun kepada wartawan yang udah menunggunya sejak pagi. Hanya senyum yang diberikan kepada wartawan seraya melangkah ke dalam. Sebelumnya, sekitar pukul 15.25 WIB Boediono udah lebih dulu tiba di gedung ini. SBY-Boediono tampaknya akan membicarakan rencana deklarasi pukul 19.00 WIB nanti.

 Waaaw, temen-temen jangan sampai melewatkan momen itu yaaah… Soalnya denger-denger niiih acara ngabisin duit yang gak sedikit… Buat menghias gedungnya aja butuh Rp. 100 juta-an, Cuma untuk kainnya doang…!!! Belum lagi buat yang laen-laen, kayak jamuan untuk tamu VIP dan VVIP and transportasi. Ckckck… Pasti seru tuuuh, dimana masih banyak banget rakyat kita yang kelaparan dan menangis di jalan, tetapi di sisi lain ada pesta megah yang sedang digelar…!!!!

 

IT KPU Bermasalah

Waaaah… Udah hari Jumat aja neeeh.. Besok WEEKEND…!!!  Udah punya rencana beloom..? Kalo aku siih rencana mau ke Dufan Ancol, soalnya adik bungsu aku mau datang ke Jakarta. Bilangnya siih mau liburan aja, maklum di kampung sana jarang banget ada hiburan selengkap Dufan.. Hehehe….

Tadi waktu berangkat ke kantor bareng pacar (eheeem…), aku lewat gedung KPK, and dia bilang kalo KPK mau manggil Ketua KPU terkait kabar adanya korupsi pengadaan IT di KPU. Waduuh, apa lagi niih..? Karena penasaran begitu nyampe kantor aku langsung nyari berita tentang hal itu. Ternyata niiih, KPK udah bergerak cepat buat mengevaluasi IT KPU. dan memeriksa tim IT kenapa proses penghitungan suara prosesnya lamban banget…

KPK  terus melakukan pengumpulan bukti terkait dugaan korupsi pengadaan sistem IT di KPU. Tim IT KPU pun dipanggil ke KPU,  bukan tanpa alasan, mengingat saat ini KPU sedang disibukkan dengan penghitungan suara. Pemanggilan ketua tim IT itu hanya akan meminta penjelasan soal ketidakberesan yang terjadi dalam sistem IT di KPU. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata itu semua bikin penetapan jumlah kursi untuk tiap partai di DPR berubah.. Hmmmm…  Kira-kira ada rekayasa enggak yaaah…? Soalnya niih, denger-denger waktu proses penyontrengan ada anggota KPU yang “nemenin” Pak SBY di Cikeas tuuh.. Atau cuman kesalahan system komputerisasi KPU doang, seperti yang dibilang oleh anggota KPU…? Atau ada motif politik yang menyertai ini semua…? Atau, temen-temen punya pemikiran tersendiri…? Any comment guys…???

Kamis, 14 Mei 2009

Boediono Jadi Cawapres…? Koalisi Demokrat Bisa Retak dooonk…

Hmmmmm…. Yummmy… Udah selesai makan siang neeeh… Lumayan kenyang juga, padahal cuma makan mie ayam depan kantor, tapi aku rasa cukup laaaah buat persediaan mpe ntar sore… Hehehehe…

Tadi sempet ngobrol ma temen-temen. Kita ngerumpi tentang koalisi-koalisi gitu deeh… And kata temen aku yang notabene pendukung SBY, dia ngerasa kecewa banget waktu tau kalo Pak SBY memilih Boediono sebagai cawapres-nya.. Yaaa iyaaa laaah, dia kan pendukung setia PKS, bokapnya aja jadi calegnya… Tapi malah Pak SBY milih cawapres dari luar…

Aduuuh, aku jadi penasaran.. So aku liat-liat aja berita lagi, and I figured out that waktu hari Selasa minggu kemarin perwakilan dari PKS, PAN dan PPP bertemu di Hotel Nikko, Jakarta Pusat, membahas keputusan SBY yang memilih Boediono sebagai cawapres…

Ternyata niiiih, ketiga fungsionaris partai pendukung koalisi dengan Partai Demokrat tersebut kecewa dengan keputusan yang diambil SBY!! Mereka menilai SBY tidak konsisten dengan kesepakatan koalisi. Karena itu, mereka tidak akan menandatangani nota kesepahaman kontrak politik mengenai koalisi dengan Partai Demokrat secara sendiri-sendiri, tapi bersama-sama. Waaah, kayaknya bakalan seruuu….

Santernya nama Boediono akan mendampingi SBY dikaitkan dengan komunikasi politik antara Demokrat dan PDIP. Tapi Ketua DPP PDIP Cahyo Kumolo menyatakan partainya tidak memiliki perjanjian politik apapun dengan Demokrat, termasuk posisi Boedino sebagai cawapres. Naaah loooh….

Sekadar informasi, Boediono adalah mantan Menteri Keuangan di masa Presiden Megawati Sukarnoputri. Boediono lantas diangkat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie saat Presiden dijabat SBY…

Waaaah, kalo menurut temen-temen gimana yaa endingnya..? Pokoknya tunggu aja postingan aku selanjutnya… Wekekekek…..